1/29/09

When you can live forever.. What do you live for...

Melihat judul di atas, akan mengingatkan kita pada salah satu tagline film yang ramai dibicarakan orang-orang awal bulan Desember 2008.

Menggunakan judul di atas bukan berarti tulisan ini mau membahas, me-review, ataupun mempromosikan film tersebut. Justru tertarik dengan tagline film itu dikarenakan setelah menonton film tersebut, begitu banyak yang mengidolakan pemeran utama prianya sampai banyak juga yang berkomentar ingin bisa hidup abadi seperti pemeran utama pria tersebut. Padahal kalau dilihat dalam adegan-adegan di film tersebut, menjadi 'abadi' seperti yang ada justru terlihat menyedihkan karena harus mengalami proses yang sakit terlebih dahulu, masih tinggal di bumi yang penuh keberdosaan ini, tidak bisa tidur, terbiasa diuber-uber dan berkelahi dengan musuh, harus bisa kuat menahan nafsu diri sendiri jika bertemu dengan mahkluk ciptaan Tuhan yang paling indah yaitu manusia, makan satu jenis cairan saja, etc. Jadi apa enaknya menjadi hidup abadi dan mesti menjalani itu semua yang ditawarkan oleh cerita di dalam film tersebut. Serta yang paling penting setelah bisa hidup abadi, tujuan hidupmu akan untuk apa juga mungkin hanya sebatas hanya mendapatkan kesenangan palsu atau sesaat, dan mungkin saja ternyata apa yang menjadi tujuan hidupnya justru masih menjadi tanda tanya besar.

Sedangkan untuk orang percaya yang diselamatkan oleh Tuhan Yesus Kristus jutru kita juga percaya akan hidup abadi di dalam kekekalan tanpa harus mengalami segala proses yang menyedihkan seperti hidup abadi dari awal sampai perjalanannya yang ditawarkan dalam film tersebut, justru hidup kita sebagai orang percaya akan jauh lebih nikmat dan indah pada saat berada di dalam kekekalan tersebut. Di dalam kekekalan, kita akan bertemu muka dengan muka kepada Tuhan Allah, kita akan hidup di bumi yang baru dimana tidak ada keberdosaan lagi, dimana yang ada hanya sukacita dan kebahagiaan, serta dipersatukan kembali dengan saudara-saudara kita yaitu orang-orang percaya jadi tidak akan ada adegan diuber-uber atau berkelahi dengan musuh. Kita juga memiliki tubuh yang berkualitas surgawi berarti akan jauh lebih indah dengan tubuh kita yang sekarang, tidak akan ada sakit penyakit lagi, tidak akan ada rasa nafsu yang biasanya justru cenderung membawa kita dalam keberdosaan. Serta yang paling penting kita akan bisa terus menerus menikmati hubungan yang tak pernah putus dengan Tuhan Allah.

Serta hidup kita sekarang ini serta nanti di dunia yang baru akan untuk apa juga sudah menjadi jelas karena kita sebagai orang yang percaya di dalam nama satu nama Tuhan Yesus Kristus kita memiliki tujuan yang sangat jelas dan paling utama yaitu untuk memuliakan dan menikmati Tuhan Allah - Sang Pencipta segalanya di muka bumi ini. Kita sebagai manusia akan terus bekerja untuk memuji dan menyembah Tuhan Allah sampai selama-lamanya. Oleh karena itu kiranya kita sebagai orang yang percaya, bisakah kita hidup hanya untuk memuliakan dan menyenangkan hati Tuhan Allah senantiasa, maukah kita memakai segala talenta dan anugerah yang sudah diberikan untuk mengembalikan lagi kepada kemuliaan Tuhan Allah karena hidup di dunia ini adalah proses pembelajaran dan persiapan untuk hidup dalam kekekalan di dunia yang baru.

Kalau melihat perbandingan di atas, akan terlihat jelas hidup dalam kekekalan yang seperti mana yang lebih baik dan sejati. Nah kalau sudah tahu apakah masih menginginkan hidup dalam kekekalan palsu yang ditawarkan dunia ini atau justru kita menginginkan serta menantikan-nantikan hidup dalam kekekalan sejati yang dianugerahkan oleh Tuhan Allah Pencipta segalanya kepada kita sebagai orang percaya.