12/2/08

Dekat di Mata, Jauh di Hati

Kalau melihat dari judul di atas, mungkin jadi berpikir aneh karena judul di atas tidak sesuai dengan istilah yang sudah biasa kita sering pakai dan dengar yaitu Jauh di Mata, Dekat di Hati yang dimana istilah ini sangat cocok dengan situasi sepasang kekasih sedang menjalankan hubungan Long Distance atau cocok juga untuk hubungan dimana salah satu dari pasangannya sibuk berpergian menjelajahi kota-kota di dunia ini. Dimana walau mereka terpisah ribuan mil yang jauh entah dimana--sehingga menjadi jauh di mata masing-masing, namun hati yang ada tetap dekat satu sama lain.

Namun judul di atas bukan untuk membahas seputar hal tersebut. Konteks yg akan dibahas disini justru untuk menyambut bulan 12 yaitu December, yang dimana identik dengan situasi natal bagi orang yang percaya maupun yang tidak percaya. Dimana situasi yang ada di sekeliling kita semakin kerasa akan nuansa natal tersebut karena dekorasi natal yang menggunakan pohon natal, sinterklas ,beruang, salju, warna merah-hijau, etc mulai membombardir baik di sekolah, tempat kerja, mal, restaurant, gereja, serta tempat lainnya. Belum lagi dimana kartu dan ornamen natal mulai banyak dipajang di etalase toko-toko. Lagu-lagu bernuansa natal pun mulai banyak diputar di sekeliling kita (termasuk nada dering pribadi yang sudah mulai diganti oleh pemiliknya dengan yang bernuansa natal). Paket hadiah natal yang sudah mulai ditawarkan oleh berbagai toko, tempat, penjual, etc. Bahkan tidak hanya penujualan langsung namun berbagai penawaran bernuansa natal juga banyak dilakukan melalui berbagai macam media baik cetak, elektronik, dan internet. Masih banyak lagi hal lain-lainnya yang ditawarkan oleh dunia ini dimana itu semua sudah mulai memenuhi benak dan pikiran kita karena begitu dekatnya dengan situasi natal yang ada.

Sekarang bagaimana dengan hati kita terutama untuk orang yang mengaku percaya kepada Yesus Kristus, apakah juga dekat dengan makna natal yang seharusnya sudah tertanam dengan hati kita setiap hari bukan hanya pada hari natal saja yaitu dimana Tuhan Yesus Kristus mau lahir di dunia berdosa ini untuk kita semua, karena jangan-jangan terkadang situasi natal yang begitu dekat dan bisa dilihat oleh kita semua ini justru tidak bisa mendukung kedekatan hati kita terhadap makna natal sesungguhnya, karena situasi natal yang ada sekarang di depan mata kita ini kebanyakan adalah situasi yang memang dibentuk oleh manusia dan ditawarkan dunia secara komersial.

Menjelang natal bukan berarti kita tidak boleh menikmati segala nuansa natal yang dekat dengan kita justru kita juga boleh menikmatinya itu semua, namun tidak melupakan Sumber Kenikmatan yang harus paling dinikmati yaitu Tuhan Yesus Kristus, dimana kelahiranNya di dunia berdosa ini justru jauh lebih mempesona dari apapun yang ditawarkan oleh natal yang dibentuk dunia ini. Tapi kalau nuansa natal yang dekat dengan kita semua ini justru membuat hati kita menjadi jauh dari makna natal sesungguhnya. Nah ini yang menjadi persoalan bagi orang percaya karena makna natal yang sesunguhnya yaitu natal adalah Tuhan Yesus Kristus yang agung, mulia, suci, pengasih, etc (masih banyak lagi hal-hal baik dan hebat lainnya) mau lahir di dunia ini untuk kita--manusia berdosa yang sama sekali tidak layak. Oleh karena itu sebagai orang yang mengaku percaya kepada Yesus Kristus, kita semua patut merenungkan kembali...
Apakah hati kita justru semakin dekat atau semakin jauh dari makna 'natal' yang sesungguhnya??!!

11/9/08

makhluk ciptaan Tuhan yang paling indah

Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling indah, karena diciptakan menurut gambar dan rupa Sang Pencipta..

Ketika kamu bertemu yang paling indah dari yang lainnya apa saja yang akan kamu rasakan...,
karena dia begitu indah tanpa perlu...
semanis madu
selembut sutra
sekilau permata
sehalus beludru
sebening air
seindah alam
secerah matahari
sebiru langit
sehijau daun
segagah prajurit
selucu badut

secantik putri
setampan pangeran
etc


Sehingga saat dia berada di depan pandangan kita,
otak tidak bisa diajak kerjasama untuk memudarkan konsentrasi terhadapnya...
mata tidak bisa berpaling untuk tidak mengikuti segalanya dari dirinya...
telinga tidak bisa disetel untuk tidak mendengarkan kata-katanya...
mulut tidak bisa diajak kompromi untuk berhenti menyunggingkan senyum
lidah tidak bisa diatur untuk mengeluarkan kata-kata yang pas...
jantung tidak bisa dikontrol untuk berdetak dengan normal...


Semua indera yang ada jadi terfokus hanya kepada dia (karena seakan-akan ruangan yang sebenarnya ramai dengan yang lainnya mendadak sepi karena hanya diisi oleh dia seorang). Pada moment itu,  yang ada hanya ingin menikmati 'dia' seutuhnya...

Namun terkadang Tuhan menciptakan makhluk yang paling indah itu bukan untuk kita, sehingga pada akhirnya kita hanya bisa menikmati 'dia' hanya pada saat-saat tertentu saja bukan setiap saat kapan pun kita mau--perlu diingat juga terkadang 'dia' yang sudah menjadi terindah dan terbaik menurut kita, namun ternyata itu belum tentu sama dengan yang menurut Tuhan--karena biasanya keinginan dan pilihan kita sudah dipenuhi oleh keberdosaan diri kita.  

Serta yang paling penting untuk selalu diingat oleh kita bahwa..
Tuhan adalah Pencipta kita, jadi hanya Tuhan yang paling tahu siapa yang paling terbaik dan terindah untuk kita...

10/28/08

Fobia (Phobia)

Melihat judul di atas bukan berarti mau mempromosikan salah satu judul film horror thailand disini, karena sekadar informasi saja--menurut saya film horror itu justru biasa saja, tidak terlalu spesial ataupun bagus seperti yang sudah diulas oleh koran nasional kita :P

Walau mungkin kita sudah familiar dengan kata fobia, tapi disini akan sedikit diulas pengertian sederhana tentang fobia.
Fobia (Phobia) adalah rasa ketakutan yang berlebihan pada sesuatu hal atau fenomena yang ada.
Fobia bisa dikatakan dapat menghambat kehidupan orang yang mengidapnya, karena untuk sebagian orang--perasaan takut yang dimiliki seorang pengidap fobia sulit untuk dimengerti dan biasanya pengidap fobia jarang mau menelusuri pangkal penyebabnya.

Beberapa istilah yang biasanya berkaitan dengan fobia :
hydrophobia(ketakutan akan air),
photophobia(ketakutan akan cahaya),
antlophobia(ketakutan akan banjir),
hyperphobia(ketakutan akan ketinggian),
cenophobia(ketakutan akan ruangan yang kosong), etc

Ada beberapa contoh kisah dari pengidap fobia..

Seseorang yang fobia akan ketinggian (hyperphobia) dan ketika naik kincir angin di dufan..wow pada saat berada di atas dan dalam kondisi berhenti--orang tersebut benar-benar terlihat pucat, menjadi pusing berputar-beputar, mual dan pengen bisa buru-buru bisa turun dari kincir angin tersebut. Padahal jelas-jelas enggak mungkin kalau sedang naik kincir angin dan berada di atas, namun mau minta turun dari kincir angin tersebut sehingga membuat orang-orang di sekelilingnya menjadi panik melihat kondisi pengidap fobia ketinggian tersebut. Yah, kalau mau turun dengan cepat, mungkin salah satu cara adalah terjun bebas dari kincir angin tersebut :P atau ada cara lain yang lebih cepat??!!

Seseorang yang fobia akan darah, ketika melihat saudaranya yang baru mengalami kecelakaan dan mengakibatkan seluruh wajahnya menjadi penuh dengan darah akan membuat dirinya menjadi panik, pusing, mual, dan bahkan menjadi pingsan duluan bukan si korban kecelakaan yang terluka. Sehingga adegan pertolongan kepada sang korban menjadi tertunda karena menolong yang pingsan terlebih dahulu. Hal ini bisa menjadi berbahaya kalau sang korban sebenarnya berada dalam keadaan terluka parah dan sangat membutuhkan pertolongan pertama dan segera.

Ada juga loh yang fobia dengan penggaris, fobia dengan angin, fobia dengan kupu-kupu, fobia dengan bunga matahari, fobia dengan rambut perempuan, fobia dengan nenek tua, fobia dengan boneka barbie, dan masih banyak lagi contoh-contoh fobia yang dialami orang-orang di sekeliling kita, atau bahkan pengalaman dari diri kita sendiri.

Ketika manusia mengalami fobia biasanya responnya bisa bermacam dari yang pucat, mual, pusing, mau muntah, panik, mau pingsan, lemas sekujur badan, kaki tangan gemetar, keluar keringat dingin, jantung berdebar debar, muka merah, dan efek lainnya.
Setelah mereka mengetahui akan fobia yang dimiliki, biasanya bukan mencari pangkalnya dan berusaha menghilangkan atau menyembuhkan fobia tersebut, namun kebanyakan yang ada justru akan berusaha untuk menghindarinya--sebisa mungkin tidak bertemu, tidak berhadapan, tidak mengalami, tidak menjalaninya, etc

Kalau dilihat efeknya seperti itu, alangkah indahnya kalau manusia yang percaya Tuhan bisa memiliki fobia terhadap hal-hal yang tidak berkenan dengan Tuhan bukan fobia dengan segala hal yang sudah dianugerahkan dan seharusnya bisa untuk dinikmati, misalnya:

Fobia dengan bohong , sehingga yang mau berbohong akan menjadi sakit kepala, bermuka merah, etc. Akhirnya tidak bisa melakukan perbuatan berbohong dan kedepannya juga akan sebisa mungkin untuk menghindarinya dan tidak mau menjalankan kebohongan. Bahkan juga tidak mau bertemu dengan yang disebut kebohongan, sehingga selalu ingin bertemu dengan kejujuran.

Fobia dengan marah, ketika mau marah-marah justru yang dialami adalah lemas sekujur badan dan mau pingsan. Nah kalau begini keadaannya justru tidak terjadi adegan marah-marah, karena sudah lemes duluan mana ada tenaga lagi buat marah dan untuk kedepannya jadi menghindarinya dan tidak mau mengalaminya kembali. Selain itu kalau berhadapan yang sedang marah, ada kemungkinan tidak ikutan emosi atau marah justru malah yang ada sudah lemas duluan dan hal ini malah bisa meredam kemarahan orang yang lagi marah tersebut.

Fobia dengan sombong, sebelum melakukan tindakan sombong yang ada justru menjadi keringat dingin dan gemetaran. Sehingga yang tadinya mau berucap, bersikap, bertingkah sombong jadinya batal karena yang ada badannya gemetaran dan berkeringat dingin (seperti seorang introvert harus berbicara di depan ratusan orang untuk pertama kalinya) dan kedepannya akan selalu menghindari kesombongan, justru akan selalu mencari kerendahan hati.

Fobia dengan kata kasar, saat akan memaki atau memarahi lawan bicara dengan kata-kata kasar justru yang dihadapi malah merasa pusing berputar-putar. Sehingga kata-kata kasar tidak berhasil dikeluarkan, dan malah jadi menghindari untuk menghasilkan kata-kata kasar tersebut serta akan berusaha untuk membuat keadaan sekitar juga tetap dalam kondisi damai dan tentram karena tidak mau mendengarkan kata-kata kasar dari orang lain.

Fobia dengan iri hati, pada saat pikiran dan hati kita ingin iri hati dan cemburu terhadap sesuatu yang ada malah kita menjadi mules-mules tidak karuan. Akhirnya tidak berhasil untuk iri hati atau mencemburui sesuatu dan pada akhirnya juga, jadi menghindari perasaan serta pikiran yang bisa membuat cemburu atau iri hati terhadap apapun juga, daripada harus menghadapi mules-mules yang enggak karuan serta tidak nyaman.

Masih banyak lagi hal-hal berdosa lainnya (hal-hal yang tidak berkenan hatiNya) yang sering kita lakukan tanpa ada rasa takut, tegang, bersalah, panik, dan lainnya.
Padahal kalau kita mengaku percaya akan adanya Tuhan di dalam kehidupan ini, justru yang perlu kita takuti itu cuma TUHAN.

karena Tuhan adalah sang pencipta, pemelihara, penjaga, serta yang paling berkuasa atas kita semua dan segala isi alam semesta ini. Seharusnya kita juga menjadi takut dengan segala hal yang justru bisa tidak menyenangkan bahkan menyakiti hatiNya, bukan malah takut dengan hal-hal yang sudah dianugerahkan olehNya dan membuat kita bisa jadi jatuh ke dalam dosa.

Hidup takut akan Tuhan akan menjadi fondasi kita dalam menjauhi segala perbuatan dosa, membuat hidup kita terus terkontrol dan terarah untuk memperkenankan hati Tuhan selalu.

Semoga kita semua bisa fobia dengan hal-hal yang tidak menyenangkan hati Tuhan, namun bisa sembuh dari fobia terhadap hal-hal yang sudah dianugerahkan oleh Tuhan dan seharusnya bisa dinikmati oleh kita semua untuk kemuliaan bagiNya.

10/14/08

Buat apa seh dia jadi...............?kalau.................

Kalau dilihat dari judul di atas, mungkin terlihat aneh karena ada 2 bagian yang diberi titik-titik.. Kenapa diberi titik-titik, karena bagian pertama silahkan diisi sesuai dengan profesi masing-masing dan bagian kedua bisa diisi dengan alasan masing-masing

Mungkin kalau contoh konkretnya akan seperti ini..
Buat apa seh dia jadi dokter, kalau enggak becus nyembuhin penyakit adikku??
Buat apa seh dia jadi supir, kalau nyetir mobilnya sembarangan??
Buat apa seh dia jadi guru, kalau malas ngajarin muridnya sesuatu yang baik??
Buat apa seh dia jadi manager, kalau enggak bisa bekerja sama dengan bawahan/rekannya??
Buat apa seh dia jadi ketua, kalau enggak bisa memimpin anak buahnya??
Buat apa seh dia jadi murid, kalau enggak ada niat belajar atau baca??
Buat apa seh dia jadi negotiator, kalau enggak pintar bicara??
Buat apa seh dia jadi arsitek, kalau enggak bisa menggambar yang indah??
(dan biasanya masih ada lagi profesi-profesi dan keluhan-keluhan yang dimasukkan kita)

Kalau dipikir ulang, pernahkah kita berkomentar seperti di atas--baik secara terang-terangan ataupun hanya berkutat di dalam hati namun disertai dengan nada yang kesal ataupun sinis.
Terkadang di dalam hidup kalau kita ketemu seseorang yang dimana (menurut kita) dia enggak beres, dia malas, dia enggak mau tahu, dia enggak becus, dia enggak bisa, dia enggak koordinasi, dia enggak pintar, dia enggak usaha, etc akan dengan mudahnya kita mengeluh dengan menggunakan kata-kata yang tertera seperti judul di atas, serta bisa juga justru kita sendiri yang pernah dikeluhkan orang lain sesuai dengan judul di atas.
Tapi yang pasti baik kita yang mengeluh ataupun yang dikeluhkan, kedua hal tersebut biasanya berada di dalam hati yang kesal ataupun membuat hati menjadi kesal...

Oleh karena itu pernahkah kita berpikir bahwa ketika mengeluhkan itu semua justru kita sendiri yang sudah menjadi sombong hati dan merasa diri hebat sedangkan orang lain itu bodoh. Padahal itu sama sekali bukan porsi kita dalam mengeluhkan ciptaan Tuhan. Serta terkadang yang 'menurut kita' itulah yang sudah terpolusi oleh dosa-dosa di dalam diri kita (dimana pada dasarnya kita semua adalah manusia berdosa). Jadi ketika kita menyadari hal tersebut, kita seharusnya bisa intropeksi dulu dan berpikir kebalikannya, sebelum mengeluhkan orang lain atau ketika kita mendapat keluhan seperti itu..

Buat apa seh aku jadi.......??apakah.....
Buat apa seh aku jadi dokter??apakah aku sudah berusaha menyembuhkan penyakit pasienku..
Buat apa seh aku jadi supir??apakah aku sudah membawa penumpangku dengan selamat..
Buat apa seh aku jadi guru??apakah aku sudah membagikan pengajaran yang benar..
Buat apa seh aku jadi manager??apakah aku sudah berkoordinasi dengan rekan kerjaku..
Buat apa seh aku jadi ketua??apakah aku sudah memberi pengarahan kepada anak buahku..
Buat apa seh aku jadi murid??apakah aku sudah mempelajari sesuatu..
Buat apa seh aku jadi negotiator??apakah aku sudah memberikan solusi kepada orang-orang..
Buat apa seh aku jadi arsitek??apakah aku sudah merancang sesuatu yang berguna dan indah..
(dan masih banyak lagi profesi-profesi dan alasan-alasan positif yang justru kita bisa masukkan)

Kenapa kita harus diingatkan dengan pertanyaan-pertanyaan yang seperti di atas, karena..
Pada saat kita percaya kepada Tuhan sebagai Sang Pencipta kita semua manusia, pada saat itu juga kita percaya dan meyakini bahwa Tuhan yang sudah mempersiapkan segala sesuatunya, termasuk menjadi 'sesuatu' dalam mengerjakan pekerjaanNya yang disediakan di dalam dunia ini.
Nah respon kita ketika menjadi 'sesuatu' itu bagi Tuhan, justru mau menunjukkan yang terbaik dan berkenan kepada Tuhan Sang Pencipta dalam mengerjakan segala sesuatunya atau justru mau menunjukkan yang terburuk dan menyebalkan dalam melakukan segala sesuatunya kepadaNya??!!

Apapun yang kita kerjakan, jalani, pelajari, usahakan, dan lain-lainnya pada saat ini baik itu kecil, menengah, maupun besar haruslah dikerjakan dengan sepenuh hati untuk Tuhan dan juga selalu diingat bahwa semuanya itu sudah dianugerahkan oleh Tuhan, karena itu kita harus mengerjakan dengan sebaik-baiknya dan selalu meminta bimbingan hanya kepadaNya. Agar bisa menjadi ciptaan yang tidak hanya membuat sedih Tuhan dengan keluhan kita yang biasanya egois---justru bisa menyenangkan hati Tuhan senantiasa..

10/1/08

Mata Kita Digunakan Untuk Apa?

You're just too good to be true.
Can't take my eyes off you.
You'd be like Heaven to touch.
I wanna hold you so much.
At long last love has arrived.
And I thank God I'm alive.
You're just too good to be true.
Can't take my eyes off you.

Dilihat dari lirik lagu di atas yang sudah tidak asing lagi buat kita, ternyata dengan menggunakan mata untuk melihat--sang penulis lagu tersebut bisa mendeskripsikan perasaan yang muncul yaitu jadi terkagum, jadi ingin memegang, dan juga bersyukur kepada Tuhan karena masih diberi kehidupan..


Sebenarnya apa itu Mata??

Mata adalah salah satu organ tubuh yang sudah dianugerahkan oleh Tuhan sejak manusia lahir terutama untuk manusia yang juga dianugerahkan kemampuan untuk bisa melihat.. Walaupun mata adalah organ tubuh manusia yang lumayan kecil jika dibandingkan dengan ukuran jantung, kepala, tangan, dan lainnya. Namun mata memiliki kemampuan yang menakjubkan, yaitu mendeteksi cahaya-mengetahui apakah lingkungan sekitarnya adalah terang atau gelap. Mata yang lebih kompleks biasanya dipergunakan untuk memberikan pengertian visual di sekeliling kita, dan masih banyak lagi kemampuan lainnya. Walaupun demikian bukan berarti mata adalah organ tubuh yang paling hebat, semua organ tubuh kita memiliki kemampuan yang berbeda-beda, unik, dan saling terhubung satu sama lain karena semuanya adalah satu kesatuan di dalam tubuh manusia yang harus saling berkerja sama.


Biasanya apa seh yang kita lakukan dengan mata kita..
Dengan mata kita bisa menikmati segala ciptaan Tuhan yang indah, menonton acara televisi atau film yang disukai, memperhatikan pembicaraan atau komunikasi yang berlangsung, mengenali seseornag ataupun obyek yang ada, membaca buku; koran; majalah kesukaan kita, mengekspresikan perasaan kita, melihat indahnya warna-warni, memandang orang yang kita sayangi, dan masih banyak lagi hal-hal baik lainnya yang bisa dilakukan. Namun tidak menutup kemungkinan, kita juga sering menggunakan mata kita untuk melotot, mencontek karya orang lain, menunjukkan keadaan marah atau kesal, membohongi orang lain, menonton dan menikmati hal-hal yang tidak baik, menjadi cemburu atau iri hati karena melihat kejadian atau keadaan tertentu, dan masih banyak lagi hal-hal berdosa yang bisa dilakukan dengan mata kita.

Ada juga pepatah yang mengatakan Mata adalah Jendela Hati..
Yap, memang betul
melalui mata kita bisa mengekspresikan perasaan di dalam hati serta mengetahui perasaan orang lain, meskipun tanpa kata-kata yang diucapkan namun kita jadi bisa mengetahui keadaannya. Karena melalui mata bisa ditunjukkan perasaan senang, marah, sedih, kecewa, bangga, kagum, etc..

Menurut penelitian, mata manusia bisa membedakan 7 juta warna yang ada, namun karena keterbatasan bahasa atau kata-kata sehingga nama-nama warna yang diciptakan manusia tidak bisa memenuhi semua warna yang ada. Mungkin kita akan menganggap 7 juta warna adalah suatu hal yang tidak mungkin atau aneh tapi contoh mudahnya adalah--kalau kita melihat warna merah pada buah apel, cherry, tomat, leci, etc. Apakah warna merah pada buah-buah tersebut sama semua,tidak kan??namun mata kita dengan mudahnya bisa membedakan merah yang berbeda-beda tersebut. Oleh karena keterbatasan kata untuk warna-warna yang ada, sehingga warna buah tersebut kita sebut dengan satu warna yaitu merah. Kalau dipikir ulang mengenai penelitian di atas, begitu besar dan indah kemampuan mata manusia. Semua kemampuan itu adalah gratis dan sudah dianugerahkan oleh Tuhan Sang Pencipta kita sejak bisa melihat, karena itu adalah salah satu contoh kecil dari banyaknya kemampuan lain yang bisa dilakukan oleh mata kita. Seharusnya kita benar-benar bersyukur akan segala anugerahNya.


Namun pernahkah kita terpikir apa saja yang telah dilakukan oleh mata kita, apakah senantiasa memuliakan Tuhan sebagai Sang Pencipta dan pemberi segala kemampuan untuk kita atau apakah justru sering kita gunakan segala kemampuan yang dianugerahkan untuk membuatNya sedih??
Respon kita sebagai manusia yang menyadari sudah diberi anugerah begitu besar seharusnya bisa jadi berbeda, kita justru harus bisa menikmati dan memuliakan Tuhan melalui segala anugerahNya termasuk melalui mata kita. Sehingga kiranya kita harus menggunakan mata kita untuk senantiasa memuliakan Tuhan Sang Pencipta, seperti beberapa contohnya adalah:

Ketika kita bisa menikmati pemandangan alam yang indah, apakah kita bisa langsung terkagum karena Tuhan begitu hebat dan perkasa dalam menciptakan itu semua dan juga bersyukur karena sudah diberi anugerah melalui mata yang berkemampuan untuk melihat, menikmati pemandangan alam, bisa mengenali warnanya, bisa mengenali bentuknya, etc.


Ketika kita melihat orang yang sedang kesusahan, kesulitan, membutuhkan pertolongan, seharusnya kita jadi bisa langsung bergerak menuju orang tersebut untuk menolongnya dengan tulus.


Ketika kita melihat manusia yang indah dan menarik, apakah kita justru menjadi iri hati ataupun penuh hawa nafsu dengan menginginkan keindahan itu, justru sebaliknya ketika melihat hal seperti itu, yang harus dilakukan adalah kita bersyukur dan kagum kepada Tuhan karena begitu hebatnya bisa menciptakan manusia yang indah dan kita juga masih diberi anugerah juga untuk bisa menikmatinya.


Silahkan menambah sendiri daftar di atas, karena masih banyak lagi hal-hal baik lainnya yang bisa dilakukan oleh mata kita untuk memuliakan Tuhan. Jadi jangan pernah sia-siakan semua anugerah yang sudah diberikan oleh Tuhan untuk hal-hal baik yang sebenarnya mudah dilakukan oleh kita semua..


Hati-hati gunakan matamu
.
Hati-hati gunakan matamu
.
Karena Bapak di Surga melihat ke bawah.
Hati-hati gunakan matamu
.