12/2/08

Dekat di Mata, Jauh di Hati

Kalau melihat dari judul di atas, mungkin jadi berpikir aneh karena judul di atas tidak sesuai dengan istilah yang sudah biasa kita sering pakai dan dengar yaitu Jauh di Mata, Dekat di Hati yang dimana istilah ini sangat cocok dengan situasi sepasang kekasih sedang menjalankan hubungan Long Distance atau cocok juga untuk hubungan dimana salah satu dari pasangannya sibuk berpergian menjelajahi kota-kota di dunia ini. Dimana walau mereka terpisah ribuan mil yang jauh entah dimana--sehingga menjadi jauh di mata masing-masing, namun hati yang ada tetap dekat satu sama lain.

Namun judul di atas bukan untuk membahas seputar hal tersebut. Konteks yg akan dibahas disini justru untuk menyambut bulan 12 yaitu December, yang dimana identik dengan situasi natal bagi orang yang percaya maupun yang tidak percaya. Dimana situasi yang ada di sekeliling kita semakin kerasa akan nuansa natal tersebut karena dekorasi natal yang menggunakan pohon natal, sinterklas ,beruang, salju, warna merah-hijau, etc mulai membombardir baik di sekolah, tempat kerja, mal, restaurant, gereja, serta tempat lainnya. Belum lagi dimana kartu dan ornamen natal mulai banyak dipajang di etalase toko-toko. Lagu-lagu bernuansa natal pun mulai banyak diputar di sekeliling kita (termasuk nada dering pribadi yang sudah mulai diganti oleh pemiliknya dengan yang bernuansa natal). Paket hadiah natal yang sudah mulai ditawarkan oleh berbagai toko, tempat, penjual, etc. Bahkan tidak hanya penujualan langsung namun berbagai penawaran bernuansa natal juga banyak dilakukan melalui berbagai macam media baik cetak, elektronik, dan internet. Masih banyak lagi hal lain-lainnya yang ditawarkan oleh dunia ini dimana itu semua sudah mulai memenuhi benak dan pikiran kita karena begitu dekatnya dengan situasi natal yang ada.

Sekarang bagaimana dengan hati kita terutama untuk orang yang mengaku percaya kepada Yesus Kristus, apakah juga dekat dengan makna natal yang seharusnya sudah tertanam dengan hati kita setiap hari bukan hanya pada hari natal saja yaitu dimana Tuhan Yesus Kristus mau lahir di dunia berdosa ini untuk kita semua, karena jangan-jangan terkadang situasi natal yang begitu dekat dan bisa dilihat oleh kita semua ini justru tidak bisa mendukung kedekatan hati kita terhadap makna natal sesungguhnya, karena situasi natal yang ada sekarang di depan mata kita ini kebanyakan adalah situasi yang memang dibentuk oleh manusia dan ditawarkan dunia secara komersial.

Menjelang natal bukan berarti kita tidak boleh menikmati segala nuansa natal yang dekat dengan kita justru kita juga boleh menikmatinya itu semua, namun tidak melupakan Sumber Kenikmatan yang harus paling dinikmati yaitu Tuhan Yesus Kristus, dimana kelahiranNya di dunia berdosa ini justru jauh lebih mempesona dari apapun yang ditawarkan oleh natal yang dibentuk dunia ini. Tapi kalau nuansa natal yang dekat dengan kita semua ini justru membuat hati kita menjadi jauh dari makna natal sesungguhnya. Nah ini yang menjadi persoalan bagi orang percaya karena makna natal yang sesunguhnya yaitu natal adalah Tuhan Yesus Kristus yang agung, mulia, suci, pengasih, etc (masih banyak lagi hal-hal baik dan hebat lainnya) mau lahir di dunia ini untuk kita--manusia berdosa yang sama sekali tidak layak. Oleh karena itu sebagai orang yang mengaku percaya kepada Yesus Kristus, kita semua patut merenungkan kembali...
Apakah hati kita justru semakin dekat atau semakin jauh dari makna 'natal' yang sesungguhnya??!!