10/14/08

Buat apa seh dia jadi...............?kalau.................

Kalau dilihat dari judul di atas, mungkin terlihat aneh karena ada 2 bagian yang diberi titik-titik.. Kenapa diberi titik-titik, karena bagian pertama silahkan diisi sesuai dengan profesi masing-masing dan bagian kedua bisa diisi dengan alasan masing-masing

Mungkin kalau contoh konkretnya akan seperti ini..
Buat apa seh dia jadi dokter, kalau enggak becus nyembuhin penyakit adikku??
Buat apa seh dia jadi supir, kalau nyetir mobilnya sembarangan??
Buat apa seh dia jadi guru, kalau malas ngajarin muridnya sesuatu yang baik??
Buat apa seh dia jadi manager, kalau enggak bisa bekerja sama dengan bawahan/rekannya??
Buat apa seh dia jadi ketua, kalau enggak bisa memimpin anak buahnya??
Buat apa seh dia jadi murid, kalau enggak ada niat belajar atau baca??
Buat apa seh dia jadi negotiator, kalau enggak pintar bicara??
Buat apa seh dia jadi arsitek, kalau enggak bisa menggambar yang indah??
(dan biasanya masih ada lagi profesi-profesi dan keluhan-keluhan yang dimasukkan kita)

Kalau dipikir ulang, pernahkah kita berkomentar seperti di atas--baik secara terang-terangan ataupun hanya berkutat di dalam hati namun disertai dengan nada yang kesal ataupun sinis.
Terkadang di dalam hidup kalau kita ketemu seseorang yang dimana (menurut kita) dia enggak beres, dia malas, dia enggak mau tahu, dia enggak becus, dia enggak bisa, dia enggak koordinasi, dia enggak pintar, dia enggak usaha, etc akan dengan mudahnya kita mengeluh dengan menggunakan kata-kata yang tertera seperti judul di atas, serta bisa juga justru kita sendiri yang pernah dikeluhkan orang lain sesuai dengan judul di atas.
Tapi yang pasti baik kita yang mengeluh ataupun yang dikeluhkan, kedua hal tersebut biasanya berada di dalam hati yang kesal ataupun membuat hati menjadi kesal...

Oleh karena itu pernahkah kita berpikir bahwa ketika mengeluhkan itu semua justru kita sendiri yang sudah menjadi sombong hati dan merasa diri hebat sedangkan orang lain itu bodoh. Padahal itu sama sekali bukan porsi kita dalam mengeluhkan ciptaan Tuhan. Serta terkadang yang 'menurut kita' itulah yang sudah terpolusi oleh dosa-dosa di dalam diri kita (dimana pada dasarnya kita semua adalah manusia berdosa). Jadi ketika kita menyadari hal tersebut, kita seharusnya bisa intropeksi dulu dan berpikir kebalikannya, sebelum mengeluhkan orang lain atau ketika kita mendapat keluhan seperti itu..

Buat apa seh aku jadi.......??apakah.....
Buat apa seh aku jadi dokter??apakah aku sudah berusaha menyembuhkan penyakit pasienku..
Buat apa seh aku jadi supir??apakah aku sudah membawa penumpangku dengan selamat..
Buat apa seh aku jadi guru??apakah aku sudah membagikan pengajaran yang benar..
Buat apa seh aku jadi manager??apakah aku sudah berkoordinasi dengan rekan kerjaku..
Buat apa seh aku jadi ketua??apakah aku sudah memberi pengarahan kepada anak buahku..
Buat apa seh aku jadi murid??apakah aku sudah mempelajari sesuatu..
Buat apa seh aku jadi negotiator??apakah aku sudah memberikan solusi kepada orang-orang..
Buat apa seh aku jadi arsitek??apakah aku sudah merancang sesuatu yang berguna dan indah..
(dan masih banyak lagi profesi-profesi dan alasan-alasan positif yang justru kita bisa masukkan)

Kenapa kita harus diingatkan dengan pertanyaan-pertanyaan yang seperti di atas, karena..
Pada saat kita percaya kepada Tuhan sebagai Sang Pencipta kita semua manusia, pada saat itu juga kita percaya dan meyakini bahwa Tuhan yang sudah mempersiapkan segala sesuatunya, termasuk menjadi 'sesuatu' dalam mengerjakan pekerjaanNya yang disediakan di dalam dunia ini.
Nah respon kita ketika menjadi 'sesuatu' itu bagi Tuhan, justru mau menunjukkan yang terbaik dan berkenan kepada Tuhan Sang Pencipta dalam mengerjakan segala sesuatunya atau justru mau menunjukkan yang terburuk dan menyebalkan dalam melakukan segala sesuatunya kepadaNya??!!

Apapun yang kita kerjakan, jalani, pelajari, usahakan, dan lain-lainnya pada saat ini baik itu kecil, menengah, maupun besar haruslah dikerjakan dengan sepenuh hati untuk Tuhan dan juga selalu diingat bahwa semuanya itu sudah dianugerahkan oleh Tuhan, karena itu kita harus mengerjakan dengan sebaik-baiknya dan selalu meminta bimbingan hanya kepadaNya. Agar bisa menjadi ciptaan yang tidak hanya membuat sedih Tuhan dengan keluhan kita yang biasanya egois---justru bisa menyenangkan hati Tuhan senantiasa..

2 comments:

philosophia said...

kita uda kerja yg terbaik utk Nya.

tapi rekan kerja kita menyebalkan sekali.

di situasi seperti itu, sulit sekali utk tidak berkata "buat apa sih dia jadi ... kalau ...."

kita merasa layak utk mengatakan itu karena kita emang kerja sungguh2!

sadar bgt, di situ kita bener2 menunjukkan kita itu manusia berdosa sekali.

aduh, Tuhan, tolong anak-anakMu ini..ga mudah..

ladyofsuwana said...

Tenang..
Hidup ini justru selalu menjadi mudah, selama terus berserah hanya kepadaNya ^_^

Semangat ya philosphia..